Who Are You?
Eliliana
Pagi
ini aku masih bertanya-tanya siapa kamu? Siapa orang yang takdirnya benar-benar
harus mendapatkan cintaku seutuhnya? Aku terpaku di depan layar laptopku
megetik apa saja yang aku pikirkan. Sesekali aku melihat cermin yang ada di
tepat di sebelahku. cermin itu kaca spion milik motor ayahku yang aku ambil
sewaktu aku pulang kerumah.
Aku yakin lelaki yang Allah ridhoi untuk
menyempurnakan separuh agamaku, merindukanku juga. Ya, aku harus yakin. Harus yakin
bahwa ia juga menjaga hatinya hanya untukku sama sepertiku yang berusaha
menjaga hatiku.
Aku
menantimu untuk memintaku pada ayahku. Aku menanti hari itu, kadang aku
berpikir apakah ajal yang lebih dulu daripadamu yang menjemputku?
Aku
merindukan sentuhan yang Allah ridhoi atasnya yang Allah menjanjikan pahala
yang besar untuk tiap sentuhan itu. Alangkah mudahnya meraih ridho-Nya. Namun,
umurku semakin bertambah tapi aku belum mendapatkan keutamaan sentuhan itu. Aku
merindukan sentuhan yang bahkan belum pernah aku rasakan.
Duhai
cintaku, sayangku aku merindukanmu setiap harinya. Aku butuh kasihmu. Aku sudah
terjebak fitnah lelaki. Aku sungguh butuh kau segera memintaku pada Ayahku.
Kau
tau aku sudah tidak diperbolehkan untuk terlalu dekat dengan ayahku sejak aku
kelas empat sekolah dasar. Dan itu, membuat aku rindu masa kecilku. Sekarang aku
rindu sentuhan yang berbeda, sentuhan dari orang yang menyempurnakan separuh
agamaku, yaitu kamu wahai suamiku. Berkali-kali aku jatuh cinta tapi aku
menepisnya namun maafkan aku karena terkadang aku berharap orang itu jodohku.
Maukah
kau membawaku kesurga-Nya? Aku ingin cinta yang abadi, tentunya cinta yang
membawaku ke Tuhan yang Mahacinta. Duhai kasihku, aku merindukanmu. Aku menunggumu.
Aku sangat ingin melihatmu. Siapakah engkau duhai kasih?
Bahagialah,
tetap bahagialah dalam meraih ridho-Nya jangan sekali-kali kita lupa taubat
untuk cinta-cinta kita yang kita sangka itu cinta yang kita harap itu jodoh
yang kita mimpikan ketika tidur.
“Hai,
selamat bertemu lagi dengan rasa yang berbeda” jika kau orang yang pernah ku
kenal. “Hai, selamat datang di kehidupan yang indah ini” jika kau baru hadir
dihidupku. “Hai, ternyata kau” jika kau salah satu orang yang pernah menempati
relung hati ini.
Maaf,
maafkan aku karena berulang kali jatuh cinta selama menantimu. Itu semua diluar
kendaliku. Rasa itu terus ada, rasa itu terus tumbuh. Ada seseorang yang
berbuat baik padaku dan aku jatuh hati (maafkan). Ada seseorang yang ku benci
sebelumnya namun rasa itu berubah jadi cinta, aku terus saja memikirkannya
walau aku telah berusaha menepisnya (maafkan). Ada banyak cinta yang telah
hadir dihidupku memberikan pelajaran-pelajaran penting. hikmah semuanya ada
hikmahnya kan?
Terima
kasih untuk kata “tenang, sayang aku telah memaafkanmu sebelum kau meminta maaf
padaku” dan aku hadiahkan seluruh hidupku kepadamu, seluruh pengabdianku untuk
meraih ridho-Nya.
No comments:
Post a Comment