Tuesday, May 1, 2018

Who Are You?

Who Are You?
Eliliana
Pagi ini aku masih bertanya-tanya siapa kamu? Siapa orang yang takdirnya benar-benar harus mendapatkan cintaku seutuhnya? Aku terpaku di depan layar laptopku megetik apa saja yang aku pikirkan. Sesekali aku melihat cermin yang ada di tepat di sebelahku. cermin itu kaca spion milik motor ayahku yang aku ambil sewaktu aku pulang kerumah.

 Aku yakin lelaki yang Allah ridhoi untuk menyempurnakan separuh agamaku, merindukanku juga. Ya, aku harus yakin. Harus yakin bahwa ia juga menjaga hatinya hanya untukku sama sepertiku yang berusaha menjaga hatiku. 

Mungkin ia juga berulang kali jatuh cinta dan bertanya pada Tuhan apakah orang itu jodohnya? Aku yakin ia hampir sama sepertiku yang gundah. Mengapa semua dirahasiakan? Ya, tentunya agar menarik dan membahagiakan menurutku.

Aku menantimu untuk memintaku pada ayahku. Aku menanti hari itu, kadang aku berpikir apakah ajal yang lebih dulu daripadamu yang menjemputku?

Aku merindukan sentuhan yang Allah ridhoi atasnya yang Allah menjanjikan pahala yang besar untuk tiap sentuhan itu. Alangkah mudahnya meraih ridho-Nya. Namun, umurku semakin bertambah tapi aku belum mendapatkan keutamaan sentuhan itu. Aku merindukan sentuhan yang bahkan belum pernah aku rasakan.

Duhai cintaku, sayangku aku merindukanmu setiap harinya. Aku butuh kasihmu. Aku sudah terjebak fitnah lelaki. Aku sungguh butuh kau segera memintaku pada Ayahku.

Kau tau aku sudah tidak diperbolehkan untuk terlalu dekat dengan ayahku sejak aku kelas empat sekolah dasar. Dan itu, membuat aku rindu masa kecilku. Sekarang aku rindu sentuhan yang berbeda, sentuhan dari orang yang menyempurnakan separuh agamaku, yaitu kamu wahai suamiku. Berkali-kali aku jatuh cinta tapi aku menepisnya namun maafkan aku karena terkadang aku berharap orang itu jodohku.

Maukah kau membawaku kesurga-Nya? Aku ingin cinta yang abadi, tentunya cinta yang membawaku ke Tuhan yang Mahacinta. Duhai kasihku, aku merindukanmu. Aku menunggumu. Aku sangat ingin melihatmu. Siapakah engkau duhai kasih?

Bahagialah, tetap bahagialah dalam meraih ridho-Nya jangan sekali-kali kita lupa taubat untuk cinta-cinta kita yang kita sangka itu cinta yang kita harap itu jodoh yang kita mimpikan ketika tidur.

“Hai, selamat bertemu lagi dengan rasa yang berbeda” jika kau orang yang pernah ku kenal. “Hai, selamat datang di kehidupan yang indah ini” jika kau baru hadir dihidupku. “Hai, ternyata kau” jika kau salah satu orang yang pernah menempati relung hati ini.

Maaf, maafkan aku karena berulang kali jatuh cinta selama menantimu. Itu semua diluar kendaliku. Rasa itu terus ada, rasa itu terus tumbuh. Ada seseorang yang berbuat baik padaku dan aku jatuh hati (maafkan). Ada seseorang yang ku benci sebelumnya namun rasa itu berubah jadi cinta, aku terus saja memikirkannya walau aku telah berusaha menepisnya (maafkan). Ada banyak cinta yang telah hadir dihidupku memberikan pelajaran-pelajaran penting. hikmah semuanya ada hikmahnya kan?


Terima kasih untuk kata “tenang, sayang aku telah memaafkanmu sebelum kau meminta maaf padaku” dan aku hadiahkan seluruh hidupku kepadamu, seluruh pengabdianku untuk meraih ridho-Nya. 

No comments:

Post a Comment